Kamis, 09 Januari 2020

Perempuan Paling Mulia Sepanjang Sejarah

Guru Madrasah
Telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa wanita memegang peran yang sangat penting, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan, mapun sebagai anak. Demikian pula yang berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Adanya hal-hal tersebut juga telah dijelaskan dalam sunnah Rasul. 

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14)

Begitu pula dalam firman-Nya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)
Image: lifestyle.okezone.com
Berbicara tentang kiprah perempuan atau kaum wanita dalam peradaban dunia, tercatat ada 4 wanita yang mendapat gelar perempuan paling mulia yang diberikan oleh Baginda Rasul SAW. Siapa sajakah keempat wanita mulia itu dan kenapa Baginda Rasul SAW memberikan gelar tersebut?

1. Maryam binti ‘Imran
Tidak hanya dalam kitab Injil, Alquran menyebutkan nama Maryam sebagai salah satu Surah yaitu surah ke-19 yang terdiri dari 98 ayat. Umat Muslim percaya bahwa Allah telah memilih Maryam untuk melahirkan seorang nabi Isa AS yang membawa ajaran Injil. 
“Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata,”Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu). Wahai Maryam! Taatilah Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (Surah Al Imran: 42-43). 

Kisah hidupnya juga tertulis dalam Alquran Surah Al ‘Imran yang juga merupakan nama sang ayah. Keluarga Imran telah dijanjikan oleh Allah SWT bersama keluarga nabi Adam, nabi Nuh, nabi Ibrahim menjadi keluarga terpilih melebihi segala umat dan sebagai teladan. Maryam terlahir dari istri Imran yang bernazar bahwa janin dalam kandungannya kelak menjadi hamba yang amat berbakti kepada Tuhan.

Nabi Zakaria pun menjadi pengasuh sekaligus pelindung bagi Maryam. Setiap kali Nabi Zakaria masuk menemui Maryam ke tempat ibadah selalu tersaji makanan di dekat Maryam duduk. Dia berkata, 
“Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” 
Maryam menjawab,
“Itu dari Allah. Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (Surah Ali Imran: 37). 

Ketaatan Maryam kemudian Allah uji dengan peristiwa kehamilannya yang berstatus tanpa suami. “(Ingatlah), ketika para malaikat berkata,”Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira padamu tentang sebuah kalimat (firman) dari-Nya (yaitu seorang putra) bernama Al Masih ‘Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (Surah Ali Imran:45). 

Maryam pun bertanya bagaimana mungkin ia melahirkan seorang bayi tanpa seorang lelaki pun menyentuhnya. Firman Allah menjelaskan bahwa jika Allah telah berkehendak dan menciptakan sesuatu, maka terjadilah. Ia pun mengasingkan diri ke arah timur Kota Betlehem. Dalam kesendirian di bawah pangkal sebuah pohon kurma, Maryam melahirkan Isa. Setelahnya, malaikat Jibril berseru kepadanya dari tempat rendah, 
“Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” (Surah Maryam: 24).

2. Asiyah istri Fir’aun 
Kesabaran serta ketabahan Asiyah menghadapi ujian dalam bentuk siksaan dari suaminya sendiri membuat kisah hidupnya diabadikan dalam Alquran. Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda, 
"Sesungguhnya Fir’aun mengikat istrinya dengan besi sebanyak 4 ikatan, pada kedua tangan dan kedua kakinya. Jika ia telah meninggalkan Asiyah terbelenggu maka para Malikat menaunginya. Ketika itulah ia berdoa kepada Allah, "Ya Rabbku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim". (At-Tahrim: 11). Kemudian diperlihatkan untuknya tempat tinggalnya di dalam Surga."

Ketika melihat rumahnya di surga dibangun, maka berbahagialah Asiyah. Beliau tidak peduli lagi dengan siksaan algojo Fir’aun yang memanggangnya di bawah terik matahari serta pukulan bertubi-tubi. Sebaliknya beluai justru tersenyum yang membuat Fir’aun dan algojonya bingung. Fir’aun lantas menyuruh algojonya untuk sekali lagi menawarkan kepada Asiyah untuk kembali beriman kepada dirinya dengan kompensasi terlepas dari siksaan dan kembali menjadi permaisuri. Tapi, tawaran penuh kenikmatan ini ditolak, hingga kemudian Asiyah dieksekusi. 

Sungguh siksaan pedih di dunia sama sekali tak menggoyahkan keimanan Asiyah. 

3. Khadijah binti Khuwailid 
Perempuan mulia berikutnya adalah Khadijah binti Khuwailid. Khadijah menjadi perempuan yang serba pertama bagi Nabi SAW. Saudagar kaya tersebut tercatat sebagai orang pertama yang memberi pekerjaan berniaga kepada baginda Rasul SAW. Lalu dari peristiwa perniagaan ini berujung pada peristiwa dijadikannya Khadijah sebagai isteri pertama Nabi Muhammad saw. dengan mahar 20 ekor unta muda saat Khadijah berusia 40 tahun, sementara Baginda Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai 6 orng anak yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. 

Selain itu Khadijah juga tercatat As-Sabiqun al-Awwalun yaitu orang yang pertama masuk islam dan yang beriman pada Kenabian Muhammad dan Allah SWT. Orang yang tercatat sebagai As-Sabiqun al-Awwalun yaitu; Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Talib, Zaid bin Harisah, dan Ummu Aiman.

Kesalehahn Khadijah serta baktinya kepada suami semasa hidup membuat Rasulullah begitu mencintainya, bahkan setelah ditinggalkan, Rasulullah selalu menyebut-nyebutnya dalam setiap kesempatan dan tidak bosan-bosan memujinya meski sudah tiada. Sehingga Aisyah, Ummul Mukminin, merasa cemburu. Aisyah pernah berkata, 
“Aku tidak pernah cemburu kepada istri-istri Rasulullah kecuali pada Khadijah. Walaupun aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Rasulullah sering menyebutnya setiap saat. Ketika beliau memotong kambing, tak lupa beliau sisihkan dari sebagian daging tersebut untuk kerabat-kerabat Khadijah. Ketika aku katakan, seakan-akan tidak ada wanita di dunia ini selain Khadijah. Beliau berkata, sesungguhnya dia telah tiada dan dari rahimnya aku dapat keturunan.” 
Aisyah berkata, 
“Dulu Rasulullah saw. setiap keluar rumah, hampir selalu menyebut Khadijah dan memujinya. Pernah suatu hari beliau menyebutnya sehingga aku merasa cemburu. Aku berkata, ‘Apakah tiada orang lagi selain wanita tua itu. Bukankah Allah telah menggantikannya dengan yang lebih baik?’ Lalu, Rasulullah marah hingga bergetar rambut depannya karena amarah dan berkata, 
‘Tidak, demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik darinya. Dia percaya padaku di saat semua orang ingkar, dan membenarkanku di kala orang-orang mendustakanku, menghiburku dengan hartanya ketika manusia telah mengharamkan harta untukku. Dan Allah telah mengaruniaiku dari rahimnya beberapa anak di saat istri-istriku tidak membuahkan keturunan.’ 
Kemudian Aisyah berkata, 
‘Aku bergumam pada diriku bahwa aku tidak akan menjelek-jelekannya lagi selamanya.” Khadijah meninggal dunia diusia 65 tahun atau tahun ke-3 sebelum Nabi Hijrah. Salah satu penyebab hijrahnya nabi adalah kepergiaan Khadijah yang selama ini menjadi salah satu pelindungnya di Kota Makkah, selain Abu Thalib, paman Nabi yang menjadi pimpinan suku Quraisy. 

Khadijah dimakamkan di Ma’la, komplek perkuburan tak jauh dari Masjidil haram. Hingga kini makamnya selalu diziarahi umat muslim dari segala penjuru dunia, terutama pada musim haji. 

4. Fatimah 
Fatimah merupakan putri Nabi SAW dari pernikahannya dengan Khadijah. Fatimah mendapat julukan Az-Zahra. Dia juga dijuluki sebagai pemimpin para wanita penduduk surga, kelak. Dalam kitab fataawa adz-Dzahiriyyah di kalangan Hanafiyyah disebutkan bahwa "Sesungguhnya Fatimah tidak pernah mengalami haid sama sekali, saat beliau melahirkan pun langsung suci dari nifasnya setelah sesaat agar tiada terlewatkan salat baginya, karenanya beliau diberi julukan Az-Zahra". 

Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ketika aku dalam perjalanan ke langit, aku dimasukkan ke surga, lalu berhenti di sebuah pohon dari pohon-pohon surga. Aku melihat yang lebih indah dari pohon yang satu itu, daunnya paling putih, buahnya paling harum. Kemudian, aku mendapatkan buahnya, lalu aku makan. Buah itu menjadi nuthfah di sulbi-ku. Setelah aku sampai di bumi, aku berhubungan dengan Khadijah, kemudian ia mengandung Fatimah. Setelah itu, setiap aku rindu aroma surga, aku menciumi Fatimah". (Tafsir Ad-Durrul Mantsur tentang surat Al-Isra’: 1; Mustadrak Ash-Shahihayn 3: 156). 

Pada usia kanak-kanak, Fatimah telah ditinggal ibundanya Khadijah untuk selama-lamanya. Sehingga harus menggantikan peran ibunya dalam usia yang begitu belia. Fatimah menjelma menjadi pengganti Khadijah yang mendampingi Nabi di masa-masa sulit. Tak heran, cinta Nabi kepada Fatimah begitu besarnya. 
”Fatimah adalah darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku.” [Ibnul Abdil Barr dalam "Al-Istii'aab"]. 

Saat beranjak dewasa dan tiba saatnya menikah, Fatimah akhirnya berjodoh dengan Ali bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahan inilah garis keturunan Nabi tak terputus hingga hari ini. Kisah hidup Fatimah sebagai seorang istri dan ibu menjadi teladan bagi para wanita dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Kesederhanaannya menjalani hidup, kesabarannya, ketaatan kepada suami serta kecintaannya kepada Nabi dan Rasul serta ajaran-ajarannya, menjadikan Fatimah sebagai salah satu wanita termulia di dunia.

Itulah 4 perempuan yang mendapat gelar paling mulia oleh Baginda Nabi SAW. Semoga bermanfaat...