Teks eksemplum termasuk teks cerita (story genre) yang mengisahkan tokoh atau pelaku. Kisah tersebut diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian dilanjutkan dengan insiden dan peristiwa yang dialami tokoh, lalu ditutup dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh. Sebagai sebuah karya sastra, teks eksemplum yang berisi pengalaman hidup manusia. Teks Eksemplum terdiri dari Orientasi, Insiden, dan Interpretasi. Orientasi adalah Bagian awal teks yang membicarakan tentang pelaku atau tokoh utama dalam teks tersebut. Insiden adalah Peristiwa yang berisi persoalan atau masalah yang dihadapi tokoh dalam kehidupannya. Interpretasi adalah evaluasi dan akibat terhadap pilihan yang dilakukan tokoh sehingga memberi pelajaran bagi dirinya.
Putri Tangguk adalah cerita rakyat yang berasal dari daerah Jambi. Putri Tangguk adalah nama ibu dari 7 anak dalam kisah ini menceritakan tentang kehidupan Putri Tangguk dan keluarganya. Cerita Putri Tanggung memberikan petuah dalam kehidupan manusia. Sebagai manusia, kita harus mensyukuri apa yang kita miliki. Dengan mensyukuri apa yang kita miliki, kita akan selalu merasa berkecukupan. Bersyukur adalah salah satu bagian dari sifat rendah hati. Putri Tanggung tidak bersyukur dan rendah hati sehingga ia tidak menghargai apa yang ia miliki. Ia terlambat untuk menyadari betapa pentingnya bersyukur saat apa yang ia miliki sudah tiada.
Struktur Teks Eksemplum “Putri Tangguk”
Bagian-bagian yang memperlihatkan bangunan teks eksemplum yang terdiri atas orientasi, insiden, dan interpretasi. Orientasi merupakan bagian awal teks yang membicarakan Putri Tangguk selaku tokoh utama dalam teks tersebut. Insiden merupakan peristiwa yang berisi persoalan yang dihadapai oleh Putri Tangguk di dalam kehidupannya. Insiden yang dialaminya menjadi deretan persoalan yang akhirnya akan memberikan konsekuensi terhadap langkah yang ditempuhnya.
Reaksi individu tokoh utama yang timbul akibat peristiwa yang dialami berisi pesan moral yang tidak terkait dengan tokoh utama, tetapi terkait dengan pendengar atau pembaca yang menjadi partisipan. Oleh karena itu, insiden ini disebut juga komplikasi. Sementara itu, interpretasi merupakan evaluasi dan akibat terhadap pilihan yang dilakukan Putri Tangguk sehingga memberi pembelajaran pada dirinya. Bagian ini merupakan pandangan penulis terhadap peristiwa dan kejadian yang dialami pelaku dan diharapkan akan menjadi pesan moral bagi partisipan. Bagian-bagian tersebut merupakan struktur teks eksemplum seperti yang tampak pada bagan berikut.
Struktur Teks | Kalimat dalam Teks |
---|---|
Orientasi | Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang perempuan tua yang mempunyai huma. Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan. tetapi hasilnya melimpah ruah. Putri Tangguk nama perempuan itu. Ia memiliki tujuh orang anak. |
Insiden | Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang-bincang tentang masa depan keluarganya. Ketika itu, ketujuh anak mereka sudah tidur dengan pulas. “Wahai Kakanda”, kata Putri Tangguk kepada suaminya sambil menghela napas panjang. “Kita telah bekerja terus-menerus dan tidak henti-henti menuai padi. Hamba merasa sangat lelah. Anak-anak kita pun tidak terurus lagi. Lihatlah anak-anak kita yang tidak pernah lagi berdandan. “Ya,” jawab suaminya sambil duduk. “Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh”. Hujan yang turun malam itu sangat lebat membuat suasana tempat tinggal Putri Tangguk semakin sunyi. Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi. Pekerjaan itu biasa mereka lakukan setiap pagi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Bahkan, anakanaknya ada juga yang terjatuh. Perempuan setengah baya itu tampak kesal. “Jalan licin!” terdengar Putri Tangguk menyumpah. “Hari ini kita tidak perlu lama bekerja. Padi yang tertuai kita tumpahkan di jalan ini sebagai pengganti pasir. Besok kita masih dapat menuai padi,” kata Putri Tangguk sambil menggerutu. Hari itu mereka cepat kembali ke rumah. Padi yang sudah tertuai, mereka taburkan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin lagi. Pada suatu malam anak Putri Tangguk terbangun dan menangis meminta nasi untuk makan. Putri Tangguk pergi ke dapur untuk mengambil nasi. Ketika tutup periuk di buka, Putri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi. Ia sangat terkejut ketika melihat lumbung itu kosong. Dengan setengah berlari, Putri Tangguk menuju lumbungnya yang lain. Ia semakin terkejut karena di dalam ketujuh lumbung padi yang dimilikinya tidak sebutir beras atau padi pun yang ditemuinya. Setelah menyampaikan apa yang ditemuinya itu, Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma mereka. Akan tetapi, mereka sangat terkejut karena tidak sebatang pun padi ada di huma mereka. Dalam keadaan sedih, Putri Tangguk pulang ke rumah. Kesedihannya semakin bertambah ketika mendengar tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Putri Tangguk jatuh miskin akibat kesombongannya dengan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya. |
Interpretasi | Sebagai ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa, manusia tidak boleh sombong dan angkuh. Manusia tidak boleh menghambur-hamburkan kekayaannya karena semuanya merupakan anugerah dan titipan Sang Pencipta. Putri Tangguk yang pada mulanya sangat kaya jatuh miskin karena kesombongan dan keangkuhannya. Ia tidak mensyukuri kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya. |
Untuk mengetahui pemahamanmu tentang struktur teks eksemplum, kerjakanlah tugas berikut!
1) Cermati lagi teks eksemplum “Putri Tangguk” di atas! Bagian teks yang menceritakan tentang pengenalan pelaku (tokoh) yaitu orientasi, peristiwa dan masalah yang dialami pelaku (insiden), serta interpretasi penulis terhadap kejadian atau peristiwa yang dialami pelaku (interpretasi).
2) Samakah bagian yang Anda tentukan tadi dengan struktur teks yang ada di dalam tabel? Bagaimanakah dengan peristiwa yang termasuk ke dalam bagian-bagian yang Anda temukan itu? Bagian-bagian yang ditentukan sama dengan struktur teks yang ada.
3) Apakah inti peristiwa sama dengan kalimat yang ditebalkan dalam tabel di bawah ini? Kalimat yang ditebalkan merupakan inti peristiwa.
4) Sebutkan dan tulislah tokoh yang dijadikan pelaku utama dalam pada bagian orientasi! Tokoh yang dijadikan tokoh utama adalah Putri Tangguk. Setujukah Anda dengan pernyataan bahwa penulis tidak menyampaikan kelebihan atau keistimewaan yang dimiliki tokoh tersebut! Saya tidak setuju karena tokoh Putri Tangguk yang humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan. tetapi hasilnya melimpah ruah.
5) Bagaimana dengan bagian insiden? Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa penulis hanya menyampaikan satu peristiwa atau insiden yang dialami tokoh utama? Berikan alasamu jika Anda setuju atau tidak setuju! Saya tidak setuju karena pada bagian insiden ada lebih dari satu peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Menurut saya, ada lima peristiwa penting tokoh yang dapat ditemukan pada bagian insiden teks “Putri Tangguk” di atas.
- Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang-bincang tentang masa depan keluarganya.
- Pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi.
- Padi yang tertuai kita tumpahkan di jalan ini sebagai pengganti pasir.
- Anak Putri Tangguk terbangun dan menangis meminta nasi untuk makan.
- Putri Tangguk jatuh miskin akibat kesombongannya dengan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya.
6) Pada bagian interpretasi penulis menyatakan bahwa manusia tidak boleh sombong dan angkuh. Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Berikan alasanmu jika Anda setuju atau tidak setuju! Saya setuju karena manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus mensyukuri apa yang kita miliki. Dengan mensyukuri apa yang kita miliki, kita akan selalu merasa berkecukupan. Putri Tanggung tidak bersyukur dan rendah hati sehingga ia tidak menghargai apa yang ia miliki. Ia terlambat untuk menyadari betapa pentingnya bersyukur saat apa yang ia miliki sudah tiada.