Rabu, 29 April 2020

Persebaran dan Migrasi Penduduk (Materi Lengkap)

Guru Madrasah
. Persebaran Penduduk dan Migrasi Penduduk (Pengertian, Macam-macam, Penyebab).
 tampak bahwa dinamika kependudukan dan pembangunan nasional  mencakup Persebaran dan Migrasi Penduduk (Materi Lengkap)
Peta Konsep Jumlah dan Pertumbuhan, Komposisi, serta Persebaran dan Migrasi Penduduk


Pada peta konsep di atas, tampak bahwa dinamika kependudukan dan pembangunan nasional mencakup: 1) jumlah dan pertumbuhan penduduk, 2) komposisi penduduk, 3) persebaran dan migrasi penduduk, 4) kualitas penduduk dan pembangunan, dan 5) pergerakan nasional. Pada artikel ini kita akan membahas tentang Komposisi Penduduk Indonesia. Komposisi Penduduk Indonesia Pengertian komposisi penduduk adalah : pengelompokan atau susunan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria- kriteria tertentu. Contoh komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, pendidikan, bahasa, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain, karena setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula. Pemerintah dapat merancang kegiatan atau perencanaan yang benar-benar sesuai dengan kemampuan penduduk. Pemerintah juga dapat menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. Oleh karena itu, dengan mengetahui komposisi penduduk, dapat dibuat pertimbangan yang logis, matang, dan bermakna sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan ataupun penenentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. a. Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan Usia Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat dibuat dalam bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain itu komposisi penduduk juga dapat didasarkan terhadap usia produktif dan usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif). Contoh penggunaan data komposisi penduduk berdasarkan usia adalah dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok usia maka dapat diketahui berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan usia prasarananya, berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar mengajar, dan lain-lainnya. Contoh berdasarkan usia produktif dan usia non-produktif, yaitu dalam perencanaan pembangunan nasional. Dengan mengetahui jumlah penduduk tiap tingkatan usia maka dapat dirancang bentuk dan arah pembangunan, apakah akan dikembangkan pembangunan yang padat modal atau padat karya. Data komposisi penduduk berdasarkan usia juga dapat digunakan menghitung kebutuhan serta cadangan pangan nasional. Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya. Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya adalah apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan penduduk dengan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia nonproduktif. Penduduk usia produktif akan terbebani oleh penduduk yang tidak berkualitas untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi mereka sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin besar pula beban penduduk dalam menopang kehidupan dan akan mempengaruhi komposisi penduduk. Hal ini biasanya terjadi di negara berkembang dan terbelakang, dimana angka ketergantungan umumnya masih besar. Artinya jumlah penduduk usia non produktif jumlahnya masih besar, sehingga penduduk usia produktif harus menanggung kehidupan penduduk usia non produktif yang jumlahnya lebih banyak. Sebaliknya, jika semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil pula beban dalam menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif. Selanjutnya perhatikan diagram angka ketergantungan penduduk Indonesia tahun 2004 – 2012 pada gambar berikut.

Sumber: /search?q=komposisi-penduduk-indonesia
Pada peta konsep di atas, tampak bahwa dinamika kependudukan dan pembangunan nasional mencakup:
1) jumlah dan pertumbuhan penduduk,
2) komposisi penduduk,
3) persebaran dan migrasi penduduk,
4) kualitas penduduk dan pembangunan,
5) pergerakan nasional.


Pada artikel ini kita akan membahas tentang Persebaran Penduduk dan Migrasi Penduduk

Persebaran penduduk dan migrasi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Membicarakan masalah migrasi pasti juga harus membicarakan masalah persebaran penduduk, demikian pula sebaliknya. Bagaimana persebaran penduduk dan migrasi akan kita pelajari melalui uraian berikut ini! a. Persebaran Penduduk Indonesia

A. PERSEBARAN PENDUDUK INDONESIA

Lihatlah persebaran penduduk Indonesia pada gambar diatas. Kalian dapat menemukan pulau mana saja di Indonesia yang penduduknya sudah sangat padat. Warna pada peta menggambarkan tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Tampak bahwa beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population).

Sebagai contoh di Papua, kepadatan penduduk rata-rata hanya mencapai 4 jiwa/kilometer persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa/kilometer persegi. Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km2 berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010. Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya dijumlahkanpun tidak akan dapat mencapai jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa. Bagaimana dampak penduduk yang tidak merata tersebut? Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah masalah tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan, karena di daerah dengan penduduk yang padat berarti tersedia cukup banyak tenaga kerja. Namun pada daerah lain yang penduduknya sedikit seperti di Kalimantan dan Papua, terjadi kekurangan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan pembangunan. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan mendatangkan tenaga terampil dari daerah-daerah yang penduduknya padat.

Pada peta di gambar di atas, kita mendapatkan informasi penduduk terpadat di Indonesia adalah Pulau Jawa. Mengapa begitu? Hal ini tidak lepas dari sejarah kehidupan masyarakat Indonesia. Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang pertanian tradisional. Pada masa lalu, penduduk Pulau Jawa masih mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau itulah yang menjadi salah satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu, Pulau Jawa juga menjadi pusat perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu, Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Tidak mengherankan apabila sarana dan prasarana di Pulau Jawa cukup lengkap. Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekarang tersebar ke seluruh nusantara. Bahkan Pulau Jawa yang penduduknya sudah sangat padat mulai mengalami kekurangan lahan untuk mengembangkan pertanian di sana. Pertanian dan pertambangan saat ini telah berkembang di berbagai daerah Indonesia.

Pemusatan penduduk di Pulau Jawa saja tentu sangat merugikan proses pembangunan nasional, karena itu perlu dilakukan upaya pemerataan penduduk agar seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan secara optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat dilakukan dengan keinginan sendiri ataupun diprogramkan oleh pemerintah.

B. MIGRASI PENDUDUK

Berkat kemajuan transportasi dan komunikasi, saat ini masyarakat sangat mudah melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lainnya. Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain baik untuk menetap maupun sementara, perseorangan maupun kelompok disebut migrasi. Mengapa orang melakukan kegiatan migrasi?

1) Penyebab Migrasi

Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab penduduk melakukan kegiatan migrasi seperti:

a) Bencana alam

Kalian tentu sadar bahwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan gunung meletus. Di Indonesia, hanya Pulau Kalimantan yang tidak memiliki ancaman gempa bumi dan gunung meletus. Karena bencana alam tersebut, sering memaksa penduduk melakukan migrasi. Sebagai contoh pada saat Gunung Merapi meletus tahun 2010, banyak warga terpaksa harus berpindah tempat tinggal ke daerah lain karena tempat tinggalnya masuk dalam kawasan bahaya.

b) Lahan semakin sempit

Masyarakat petani pedesaan yang lahan pertaniannya semakin sempit, sementara anggota keluarganya banyak, kadang menghadapi masalah ekonomi yang sulit diselesaikan. Untuk mengatasinya, mereka melakukan perpindahan ke daerah lain untuk mencari pekerjaan baru atau mencari daerah yang lahan pertaniannya masih luas.

c) Situasi Pertentangan

Pertentangan menyebabkan penduduk melakukan migrasi ke tempat lain karena merasa tidak aman dan nyaman di tempat tersebut. Situasi pertentangan ini biasanya tidak saling menghargai dan mau benar sendiri tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Pertentangan yang melibatkan banyak orang dan menyebabkan situasi tidak aman mendorong orang melakukan migrasi ke tempat yang aman. Tentu kalian tidak ingin saling bertentangan bukan? Pertentangan hanya akan mendatangkan masalah, oleh karena kita harus selalu terus saling menghormati dengan orang lain.

d) Kondisi alam

Kondisi alam yang tandus kadang kala mendorong penduduk untuk mencari daerah lain yang lebih menguntungkan. Misalnya penduduk di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, sebagian daerahnya tersusun atas batu gamping (limestone) yang kurang subur untuk pertanian. Hal inilah yang menjadi salah satu pendorong penduduk daerah tersebut melakukan migrasi ke daerah lain seperti Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lain di luar Pulau Jawa. Perlu kalian ketahui, berkat ketekunan dan kegigihan di tempat barunya, mereka banyak yang menjadi sukses dengan keadaan kehidupan yang lebih baik dari di tempat asalnya.

2) Macam-macam migrasi

Kalian telah menemukan beberapa faktor penyebab terjadinya migrasi penduduk. Ke mana saja penduduk melakukan migrasi? Ada penduduk yang melakukan perpindahan masih dalam satu provinsi, ada yang melakukan ke luar pulau, bahkan ada juga penduduk yang melakukan perpindahan ke luar negeri. Ditinjau dari daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua yakni migrasi internasional dan migrasi nasional. 

1. Migrasi Internasional

Migrasi Internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

Migrasi Internasional dibedakan menjadi imigrasi dan emigrasi.
1) Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam suatu negara. Contoh orang India masuk ke Indonesia.

2) Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain. Contoh orang Indonesia pergi bekerja ke luar negeri, misalnya para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia.

1. Migrasi nasional

Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam satu wilayah negara atau disebut juga migrasi internal. 
Migrasi nasional terdiri atas dua bentuk yaitu : (1) transmigrasi dan (2) urbanisasi. Pada uraian berikutnya kalian akan mempelajari bagaimana terjadinya transmigrasi dan urbanisasi.

a. Transmigrasi 

Beberapa pulau besar di Indonesia seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Papua dapat ditemukan beberapa daerah yang merupakan lokasi transmigrasi. Sebagai contoh jika kalian tinggal di Kabupaten Lampung Selatan, kalian akan menemukan daerah yang memiliki bahasa berbeda-beda. Apabila kalian tinggal di dekat Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram, kalian akan menemukan masyarakat yang sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh terjadinya transmigrasi pada masa lalu. Di Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram, sebagian besar transmigran berasal dari DIY dan Jawa Tengah, sehingga sebagian besar mereka masih menggunakan Bahasa Jawa.

Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi? Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah atau pulau yang berpenduduk padat ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang dalam rangka untuk kepentingan pembangunan nasional. Transmigrasi dapat berupa perpindahan penduduk dalam satu daerah, tetapi juga dapat dilakukan antar provinsi atau antar pulau. Transmigrasi dalam satu daerah misalnya penduduk di Garut Utara, Jawa Barat dipindahkan ke Garut Selatan yang penduduknya masih sangat jarang. Pada saat ini transmigrasi dalam satu daerah sangat jarang ditemukan di Pulau Jawa, karena hampir semua lokasi di Pulau Jawa penduduknya sudah begitu padat.

Transmigrasi dapat dilakukan atas kehendak sendiri ataupun mengikuti program pemerintah. Mengapa penduduk melakukan transmigrasi? Berdasarkan latar belakang transmigrasi di atas, tentu kalian dapat menemukan tujuan pelaksanaan program transmigrasi di Indonesia. Salah satu tujuan pelaksanaan transmigrasi adalah untuk pemerataan penduduk. Agar penduduk tidak memusat di suatu lokasi, maka mereka disebar ke berbagai daerah dan pulau. Transmigrasi secara tidak langsung juga turut membentuk persebaran sumber daya manusia, alam, budaya baru di lokasi kedatangan.

Tujuan lain transmigrasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Lahan yang sempit di Pulau Jawa ketika diolah mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan melakukan transmigrasi, suatu keluarga akan memperoleh lahan luas di pulau lain. Ketersediaan lahan yang luas membuat seluruh anggota keluarga dapat bekerja dengan baik, sehingga hasilnya melimpah. Masalah pengangguran juga dapat terselesaikan berkat dengan program transmigrasi. Transmigrasi juga bertujuan untuk menanggulangi bencana alam. Sebagai contoh, penduduk di sekitar daerah rawan bencana seperti Gunung Merapi dan Gunung Sinabung dipindahkan ke daerah lain yang tidak berbahaya.

Sebagai warga negara, sepatutnya kalian mendukung program transmigrasi dengan baik. Dengan pemerataan penduduk yang baik, maka bangsa Indonesia semakin kuat. Persatuan dan kesatuan bangsa dapat selalu terjaga. Karena itu masyarakat harus selalu menjaga kebersamaan dengan mengembangkan sikap toleransi. Terjadinya transmigrasi pasti akan mempertemukan kebudayaan-kebudayaan yang berbeda. Setiap masyarakat harus saling menjaga untuk saling memahami dan menghormati kebudayaan lain, sehingga tercipta keselarasan sosial yang ideal.

b. Urbanisasi

Apa yang dimaksud dengan urbanisasi? Mengapa terjadi urbanisasi? Bagaimana dampak urbanisasi? Kita akan mempelajarinya dalam uraian di bawah ini.

Amati gambar di atas! Gambar tersebut adalah suasana arus mudik lebaran di Pulau Jawa. Pemandangan seperti itu dapat dilihat setiap tahun. Mudik artinya pulang kampung. Mengapa mereka melakukan mudik? Apakah mereka bukan penduduk Jakarta? Ternyata sebagian besar mereka telah menjadi penduduk Jakarta. Tetapi tradisi mudik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia tidak bisa ditinggalkan. Tradisi tersebut berkaitan dengan urbanisasi. Apa yang dimaksud urbanisasi?

Perpindahan penduduk dari desa ke kota sering diartikan urbanisasi. Saat ini pengertian urbanisasi bukan sekedar perpindahan secara fisik saja, namun dapat diartikan juga sebagai suatu proses perpindahan yang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, demografi, sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana perdesaan menjadi suasana kehidupan kota juga dapat diartikan sebagai urbanisasi.

Setelah kalian memahami pengertian urbanisasi, selanjutnya kita akan mencari tahu mengapa seseorang melakukan urbanisasi. Bertambahnya penduduk kota, bertambah luasnya kota dan penambahan jumlah kota disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab utama urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Mengapa terjadi? Ada dua hal penting yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yakni (1) daya dorong desa dan (2) daya tarik kota.

1) Daya dorong desa

Salah satu ciri kehidupan masyarakat desa adalah mata pencahariannya yang relatif homogen. Sebagian besar dari mereka hanya memanfaatkan alam sebagai sumber kehidupan. Masyarakat pegunungan dan dataran rendah, mereka menggantungkan kehidupan dari pertanian, perkebunan, perikanan, hasil kerajinan, dan sebagian di sektor jasa.

Pertumbuhan penduduk terus berkembang, sementara lahan yang tersedia berkembang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Andaipun lahan masih luas, fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas. Sebagai contoh fasilitas pendidikan, sosial, olahraga, dan hiburan di desa yang relatif terbatas. Hal inilah yang mendorong masyarakat desa pergi ke kota untuk memperoleh suasana kehidupan yang lebih dinamis. Kehidupan mengandalkan alam menghadapi resiko berupa kegagalan-kegagalan akibat perubahan alam itu sendiri. Kemarau panjang, banjir, dan hama sering membuat kehidupan masyarakat desa kurang menentu. Hal inilah yang mendorong sebagian masyarakat desa mencari pekerjaan yang hasilnya lebih diandalkan. Dari uraian di atas, dapat ditemukan beberapa penyebab penduduk desa melakukan migrasi ke kota, antara lain;
  1. Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan.
  2. Semakin sempitnya lahan pertanian.
  3. Keberhasilan pertanian yang tidak pasti seperti paceklik, kekeringan, dan serangan hama.
  4. Minimnya fasilitas sosial di pedesaan.
  5. Kehidupan desa yang tidak bervariasi atau monoton.

2) Daya tarik kota

Bagi masyarakat desa, kota sering diidentikkan dengan kemajuan dan modernisasi. Keunggulan utama di kota adalah sarana yang lengkap dan prasarana yang tersedia. Penduduk kota yang padat mendorong pemerintah dan swasta membangun berbagai sarana dan prasarana dengan berbagai tujuan. Pemerintah membangun sarana pendidikan, pelayanan masyarakat, gedung kesenian, gedung olahraga, dan pusat pemerintahan di kota. Tentu tujuannya adalah agar mudah diakses dari berbagai pelosok, termasuk dari luar. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu akan menuntut jenis pekerjaan yang lebih heterogen juga. Pertumbuhan dan perkembangan kota lebih dinamis jika dibandingkan dengan di desa.

Perkembangan perusahaan swasta juga cenderung makin banyak di kota. Selain memudahkan urusan administrasi, pusat perusahaan di kota juga mudah melakukan akses ke berbagai penjuru. Fasilitas yang dibutuhkan perusahaan pun lebih lengkap di kota. Berkebalikan dengan daya dorong desa, tentu ada daya tarik kota yang menyebabkan masyarakat menyukainya. Sebagai daya tarik kota di antaranya adalah:
  1. Lapangan pekerjaan di kota lebih banyak dibanding di desa.
  2. Upah pekerja di kota yang lebih tinggi dibanding di desa.
  3. Fasilitas pendidikan, sosial, olahraga, dan lain-lain lebih lengkap dibanding di desa.
Selain karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, urbanisasi terjadi karena pertumbuhan kota. Pertumbuhan kota meliputi pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan wilayah. Sebuah kota kecil akan terus berkembang hingga menyebabkan daerah-daerah sekelilingnya akhirnya menyatu menjadi satu kesatuan kota yang lebih besar. Sebagai contoh adalah kota Jakarta. Pada awal perkembangan Jakarta adalah pusat urbanisasi. Tetapi saat ini Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sudah menjadi satu kesatuan kota, walaupun secara administratif berbeda. Kalian juga dapat mengamati kota terdekat dengan tempat tinggalmu. Pasti kalian akan menemukan proses perkembangan kota tempat tinggalmu atau kota terdekat dengan tempat tinggalmu.

Urbanisasi terjadi apabila ada perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar. Urbanisasi terus akan terjadi, sejauh lapangan pekerjaan dan fasilitas umum di kota masih dipandang oleh masyarakat desa lebih baik daripada lapangan pekerjaan di pedesaan. Masalah yang ditimbulkan oleh adanya urbanisasi ini antara lain adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran di perkotaan, karena jumlah tenaga kasar dari perdesaan semakin banyak dan semakin murah. Banyaknya pengangguran berakibat semakin tingginya tindak kejahatan. Selain itu aktivitas urbanisasi yang besar dapat mengakibatkan permasalahan baru seperti tumbuhnya pemukiman kumuh.

Upaya untuk menghentikan laju urbanisasi antara lain adalah dengan membuka lapangan pekerjaan di pedesaan. Salah satunya dengan membangun industri yang banyak menyerap tenaga kerja seperti pabrik dan pusat perdangan. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu melalui pembangunan fasilitas umum seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, dan transportasi di desa-desa.

Dampak negatif urbanisasi terhadap desa misalnya berkurangnya tenaga terdidik dan menurunnya kualitas dan kuantitas pertanian di desa. Dampak negatif lainnya adalah pengaruh budaya negatif dari kota. Namun demikian desa juga merasakan manfaat urbanisasi seperti menurunya angka pengangguran, meningkatnya daya beli desa karena uang dikirim dari kota, pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya positif dari kota. Bagi kota, urbanisasi menimbulkan dampak negatif seperti meningkatnya jumlah penduduk kota, berkurangnya lahan kota, ketatnya persaingan kerja, dan masalah sosial lainnya. Dampak positif urbanisasi bagi kota misalnya tersedia tenaga kerja murah terutama tenaga kerja kasar, dan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam rekrutmen tenaga kerja sehingga dihasilkan tenaga kerja yang unggul.

Sumber: /search?q=komposisi-penduduk-indonesia

artikel tentang Persebaran Penduduk dan Migrasi Penduduk (Pengertian, Macam-macam, Penyebab). Semoga bermanfaat..